Jumat, 15 September 2017

Yang Terberkati


( Lukas 6, 20- 26 )

Dalam perikopa ini, Yesus menyebut 4 pribadi yang layak disebut yang terberkati dan  yang berbahagia. Dia atau mereka adalah    yang miskin, yang lapar,  yang menangis, yang dibenci karena mengikuti-Nya.

Tidaklah mudah merefleksikan miskin, lapar, menangis, dibenci orang, sebagai  yang menyebabkan orang akan terberkati dan berbahagia. Apa yang dikatakan oleh Yesus sebagai  yang menjadikan terberkati dan  berbahagia, kalau mungkin,  malah dihindari jauh- jauh. Siapa  yang mau meriskir hidupnya  dengan  miskin, lapar, menangis dan dibenci ?.

Miskin, lapar, menangis adalah berkat kalau manusia mengenal atau memahaminya  sebagai  rencana besar Tuhan untuk mendidik, mendampingi, menuntun umatNya agar naik kelas, menjadi  pribadi yang semakin mengimani dan mengenal rencana-Nya. Memahaminya  sebagai  berkat berarti, mempersilahkannya mengajar  manusia untuk semakin menyadari  bahwa, dirinya sepenuhnya tergantung kepada Tuhan. Ketika dalam kesusahan, kekecewaan, apakah menyadari  bahwa saat  itu,  mempunyai kesempatan dan sesuatu  yang layak dipersembahkan kepadaNya ?. Misalnya bersyukur, berserah diri, percaya  terhadap rencanaNya. Mungkin bentuknya kecil tak berharga, akan tetapi hal itu sangat berarti  dimata  Tuhan, karena Tuhan memandangnya penuh belaskasih.  Kalau kebiasaan  memahami rencana-Nya dalam setiap peristiwa kehidupan, dihidupi dan secara spontan memberikan persembahan kepada-Nya, manusia  benar-benar  hidup dalam kelimpahan. Dia terberkati  dan berbahagia.

Pengalaman dipandang dengan penuh belas kasih, dihargai dan diterima oleh Tuhan adalah pengalaman yang membahagiakan, karena itu merupakan pertanda nyata bahwa Tuhan berkenan kepada kita. Itulah pengalaman  yang menyadarkan bahwa kita  diperkenankan hidup terberkati , berbahagia. Tentu kita  tidak  bermaksud mengurung diri  dalam kemiskinan, kelaparan,  tangisan atau penghinaan dalam hidup ini. Namun, ketika  mereka sungguh-sungguh datang,  kita sudah tahu bagaimana  mengelolanya demi kemuliaan Tuhan. Mensyukuri, menerima dengan lapang dada, bersuka cita,  berserah sepenuhnya atau mengandalkan Dia. 

Yang terberkati atau yang berbahagia adalah dia atau mereka yang menerima dan mengimani bahwa  miskin, lapar, menangis dan dibenci  karena mengikuti Yang berbahagia  -Nya, sebagai bagian tak terpisahkan dari  rencana besar-Nya dalam menyelamatkan  dirinya.

Rekan-rekan, hari ini  kita memperingati Santo   Yohanes Krisostomus (  344 – 404 ). Pada tahun 397 ia dipilih sebagai Uskup Konstantinopel. Pada konteks jamannya, hidup susila penduduk kota, termasuk sebagian besar umatnya,  sangat merosot. Maka  dia melancarkan pembaharuan hidup moral di seluruh keuskupannya dan di kalangan rohaniwan-rohaniwan, dengan memanfaatkan kepiawaiannya berpidato. Homili-homilinya tepat dan mengena, tegas dan terus-terang. SabdaNya dikunyah habis dan diterapkan secara tepat sesuai situasi kehidupan susila umat. 

Maksud baik tidak selalu  jatuh di tanah yang subur. Ia ditentang keras oleh sementara kolegial para Uskup. Dalam suatu sinode di Oak, Kalsedon, ia dikucilkan oleh mereka. Namun, tidak lama kemudian,   di terima kembali, karena kehendak seluruh umat yang sayang kepadanya. Pada tanggal 9 Juni 404, ia diasingkan karena kritikannya yang pedas terhadap Kaisar yang berkuasa. Banyak penderitaan yang dia alami dalam pengasingan dan di sana ia meninggal dalam kesengsaraan sebagai saksi Kristus. 

Homili dan tulisan-tulisannya sangat berbobot dan cara hidup rela dibenci  karena mengikuti Yesus, ia layak dijuluki "Si Mulut Emas" yang terberkati dan  yang berbahagia, sebagai  Uskup dan Pujangga Gereja.


Doa : 
Tuhan, teguhkan iman, pengharapan san kasih kami, shg kami makin terberkati dan yakin bhw kebencian akan dikalahkan oleh kasih dan kami akan sll bersyukur dan memuji Engkau. Amin.

Tarcisius Susanto Adhi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Doa Kasih

Doa Kasih Allah, sumber segala kasih, Engkau mengutus Putra-Mu, Yesus Kristus, agar kasih-Mu menjadi nyata dalam hidupku, dan semakin di...