Minggu, 02 September 2018

Doa Kasih

Doa Kasih

Allah, sumber segala kasih,
Engkau mengutus Putra-Mu, Yesus Kristus,
agar kasih-Mu menjadi nyata dalam hidupku,
dan semakin dikenal oleh banyak orang.
Santo Yohanes telah mengajarku,
"Barang siapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah,
sebab Allah adalah kasih."

Semoga karena karunia kasih-Mu itu,
aku mampu mengasihi Engkau lebih dari segala sesuatu,
dengan segenap hati, segenap jiwa, dengan segenap akal budi,
dan dengan segenap kekuatan.

Karena mengasihi Engkau,
semoga akupun mengasihi orang lain
sebagaimana aku mengasihi diriku sendiri.
Ya Allah, kobarkanlah selalu kasihku.
Amin.

Doa Kasih 2

Aku mengasihi Engkau, ya Allah, dengan segenap hati, dengan seutuh jiwa,
dan dengan segala kemampuan, sebab Engkau adalah Kasih.

Bantulah aku mewujudkan kasih akan Dikau dengan
mengasihi sesama seperti aku mengasihi diriku sendiri.
Karena dorong kasih-Mu, semoga aku mengasihi Yesus, Putra-Mu terkasih,
dan mendengarkan sabda-Nya.
Berilah aku rahmat supaya dapat melaksanakan perintah-perintah-Nya,
yakni mengasihi saudara-saudaraku,
sebagaimana Yesus sendiri telah mengasihi aku.

Semoga Roh Kudus, yang telah Kau curahkan keatasku,
menyingkirkan dari hatiku kedengkian, irihati dan dendam.
Ya Bapa, semoga aku hidup dalam kasih dengan semua orang,
supaya dunia mengetahui bahwa aku ini milik-Mu.

Amin.

Senin, 02 Oktober 2017

Kekuatan Doa Rosario

*KEKUATAN DOA ROSARIO SEPERTI DIURAIKAN BERIKUT INI.*

++++++++
🌺 *P. Gabriele Amorth* sangat terkenal di seluruh Gereja, dan dia adalah Kepala eksorsis di Vatikan. Dia menulis secara teratur di ZENIT (sebuah situs, agen berita).

*Kekuatan Rosario Suci.*
Alasan Indah untuk Berdoa Rosario Lebih Sering. 

Pater Gabriele Amorth menulis:

Suatu hari, seorang rekan saya mendengar Setan berbicara dalam sebuah eksorsisme:

*_"Setiap ucapan "Salam Maria" terasa seperti sebuah pukulan di atas kepalaku. Jika orang kristen mengetahui betapa dahsyatnya kekuatan doa Rosario, tamatlah riwayatku!"_*

Rahasia yang membuat doa ini begitu efektif yakni: *_Rosario adalah doa dan meditasi._*

*_Rosario ditujukan kepada Bapa, Perawan Terberkati, dan Tritunggal Mahakudus, dan Rosario adalah meditasi yang berpusat pada Kristus._*
 
Saya menulis sebagai tambahan pada apa yang tersebut di atas:

1) *_Ucapkanlah setiap kata dalam doa Rosario, dengan jelas dan dapat dirasakan perbedaannya kata per kata._*
Jangan menimpali apa yang sedang diucapkan oleh orang lain. Jika Anda sedang ikut serta dalam doa Rosario, jangan mengucapkan kata-kata doa mendahului pemimpin doa, atau jangan mendahului para peserta doa, jika Anda sedang memimpin doa.

2) *_Ingatlah bahwa mereka pun sedang bercakap-cakap dengan Maria, Bunda kita_*, dan tidak sopan berbicara ketika orang lain sedang berbicara.
Dalam kasus di mana Rosario didoakan bersama-sama, hanya ada 2 orang yang sedang berbicara: Pemimpin doa, dan peserta doa. Masing-masing sedang berbicara dengan Bunda terberkati, dan dengan penuh perhatian sedang mendengarkan jawaban Bunda dalam hati mereka, ketika mereka merenungkan Misteri yang sedang didoakan dan ditafsirkan, serta diterjemahkan ke dalam hidup mereka.

3)  *_Sebarkanlah doa berkekuatan dahsyat untuk mengusir Setan, yaitu doa Rosario,_* yang terdiri dari Bapa Kami, yang merupakan Doa Sempurna, didoakan lima kali pada pendarasan masing-masing Misteri, didukung doa-doa penuh kuasa Bunda kita, yang berdoa bersama kita saat kita berdoa 53 kali Salam Maria. 

*Kesaksian Tentang Doa Rosario*

Bapa yang Kekal menggambarkan kepada satu kelompok kami, melalui seorang teman visioner saya, mengenai apa yang terjadi  ketika kita berdoa Rosario.
Dia mengatakan, "Ketika kamu berdoa *_"Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang ...",_* Bunda Terberkati datang (dan hadir) seketika itu juga di sampingmu, untuk berdoa bersamamu.
Dan ia tidak datang sendirian. Ia membawa serta malaikat-malaikat bersamanya. Dan ia menjadi Ratu Para Malaikat bukan hanya untuk satu atau dua di antaranya, maka paduan suara para malaikat pun datang bersamanya.
Bunda Maria dan Yesus bersatu hati, dan (keduanya) tak terpisahkan. Maka ia pun membawa serta Yesus bersamanya.
Yesus pun  tak dapat dipisahkan dari Tritunggal. Maka Ia membawa serta Bapa dan Roh Kudus bersama-Nya.
Dan di mana Tritunggal Mahakudus berada, di situ pulalah seluruh ciptaan berada, dan kamu telah dikelilingi oleh keindahan dan cahaya seperti yang tak sanggup kamu bayangkan dalam hidup ini.
Bundamu datang sebagai Bunda Kita dari Rahmat, dengan tangan terulur. Sinar cahaya memancar dari tangannya menembus tubuhmu, menyembuhkanmu dan memenuhimu dengan rahmat.
Ini adalah warisanmu yang mengalir dari Hati Yesus di atas Salib, ketika Perwira (Kornelius) menusuk Hati-Nya dengan tombak, hingga menembus ke dalam satu-satunya bejana hati yang murni, yang siap menerima rahmat pada waktu itu, yakni Bundamu.
Kini, saat kamu berdoa Rosario, atau bahkan hanya mendaraskan satu kali "Salam Maria", kamu menerima sebagian dari rahmat-rahmat ini. Ia juga mengatakan saat ini, *_"Siapapun yang pergi kepada Maria dan berdoa Rosario, tidak dapat disentuh oleh setan."_*
Bukankah menakjubkan bahwa setiap orang yang berdoa Rosario dengan penuh ketulusan hati sangat diberkati dan dilindungi, dan bahwa doa-doa mereka untuk orang lain menjadi besar kuasanya?

🌺Bersediakah Anda meneruskan pesan ini kepada setiap orang Katolik yang ada dalam daftar kontak Anda?

Sabtu, 23 September 2017

Doa Harapan

Doa Harapan

Allah, Bapa di surga, kasih setia-Mu kekal abadi.
Engkaulah tumpuan hidup dan harapanku.
Tanamkanlah dalam hatiku pengharapan yang teguh akan kasih dan kebaikan-Mu;
pengharapan yang menjiwai seluruh hidup Putra-Mu Yesus Kristus.
Berilah aku pengharapan yang kuat
karena yakin bahwa Engkau selalu besertaku.
Semoga aku selalu menyandarkan diri kepada-Mu dalam suka dan duka.
Aku mohon pengharapan yang teguh supaya aku tidak
mudah putus asa dalam penderitaan dan kekecewaan.

Bapa, semoga pengharapan yang kuat selalu menjiwai seluruh hidupku.
Dalam pengharapan itu aku akan membangun hidup dan masa depanku.
Dalam harapan itu pula aku percaya akan
memperoleh hidup abadi bersama Engkau.
Ya Allah, teguhkanlah pengharapanku.

Amin.

Jumat, 15 September 2017

Yang Terberkati


( Lukas 6, 20- 26 )

Dalam perikopa ini, Yesus menyebut 4 pribadi yang layak disebut yang terberkati dan  yang berbahagia. Dia atau mereka adalah    yang miskin, yang lapar,  yang menangis, yang dibenci karena mengikuti-Nya.

Tidaklah mudah merefleksikan miskin, lapar, menangis, dibenci orang, sebagai  yang menyebabkan orang akan terberkati dan berbahagia. Apa yang dikatakan oleh Yesus sebagai  yang menjadikan terberkati dan  berbahagia, kalau mungkin,  malah dihindari jauh- jauh. Siapa  yang mau meriskir hidupnya  dengan  miskin, lapar, menangis dan dibenci ?.

Miskin, lapar, menangis adalah berkat kalau manusia mengenal atau memahaminya  sebagai  rencana besar Tuhan untuk mendidik, mendampingi, menuntun umatNya agar naik kelas, menjadi  pribadi yang semakin mengimani dan mengenal rencana-Nya. Memahaminya  sebagai  berkat berarti, mempersilahkannya mengajar  manusia untuk semakin menyadari  bahwa, dirinya sepenuhnya tergantung kepada Tuhan. Ketika dalam kesusahan, kekecewaan, apakah menyadari  bahwa saat  itu,  mempunyai kesempatan dan sesuatu  yang layak dipersembahkan kepadaNya ?. Misalnya bersyukur, berserah diri, percaya  terhadap rencanaNya. Mungkin bentuknya kecil tak berharga, akan tetapi hal itu sangat berarti  dimata  Tuhan, karena Tuhan memandangnya penuh belaskasih.  Kalau kebiasaan  memahami rencana-Nya dalam setiap peristiwa kehidupan, dihidupi dan secara spontan memberikan persembahan kepada-Nya, manusia  benar-benar  hidup dalam kelimpahan. Dia terberkati  dan berbahagia.

Pengalaman dipandang dengan penuh belas kasih, dihargai dan diterima oleh Tuhan adalah pengalaman yang membahagiakan, karena itu merupakan pertanda nyata bahwa Tuhan berkenan kepada kita. Itulah pengalaman  yang menyadarkan bahwa kita  diperkenankan hidup terberkati , berbahagia. Tentu kita  tidak  bermaksud mengurung diri  dalam kemiskinan, kelaparan,  tangisan atau penghinaan dalam hidup ini. Namun, ketika  mereka sungguh-sungguh datang,  kita sudah tahu bagaimana  mengelolanya demi kemuliaan Tuhan. Mensyukuri, menerima dengan lapang dada, bersuka cita,  berserah sepenuhnya atau mengandalkan Dia. 

Yang terberkati atau yang berbahagia adalah dia atau mereka yang menerima dan mengimani bahwa  miskin, lapar, menangis dan dibenci  karena mengikuti Yang berbahagia  -Nya, sebagai bagian tak terpisahkan dari  rencana besar-Nya dalam menyelamatkan  dirinya.

Rekan-rekan, hari ini  kita memperingati Santo   Yohanes Krisostomus (  344 – 404 ). Pada tahun 397 ia dipilih sebagai Uskup Konstantinopel. Pada konteks jamannya, hidup susila penduduk kota, termasuk sebagian besar umatnya,  sangat merosot. Maka  dia melancarkan pembaharuan hidup moral di seluruh keuskupannya dan di kalangan rohaniwan-rohaniwan, dengan memanfaatkan kepiawaiannya berpidato. Homili-homilinya tepat dan mengena, tegas dan terus-terang. SabdaNya dikunyah habis dan diterapkan secara tepat sesuai situasi kehidupan susila umat. 

Maksud baik tidak selalu  jatuh di tanah yang subur. Ia ditentang keras oleh sementara kolegial para Uskup. Dalam suatu sinode di Oak, Kalsedon, ia dikucilkan oleh mereka. Namun, tidak lama kemudian,   di terima kembali, karena kehendak seluruh umat yang sayang kepadanya. Pada tanggal 9 Juni 404, ia diasingkan karena kritikannya yang pedas terhadap Kaisar yang berkuasa. Banyak penderitaan yang dia alami dalam pengasingan dan di sana ia meninggal dalam kesengsaraan sebagai saksi Kristus. 

Homili dan tulisan-tulisannya sangat berbobot dan cara hidup rela dibenci  karena mengikuti Yesus, ia layak dijuluki "Si Mulut Emas" yang terberkati dan  yang berbahagia, sebagai  Uskup dan Pujangga Gereja.


Doa : 
Tuhan, teguhkan iman, pengharapan san kasih kami, shg kami makin terberkati dan yakin bhw kebencian akan dikalahkan oleh kasih dan kami akan sll bersyukur dan memuji Engkau. Amin.

Tarcisius Susanto Adhi.

Jumat, 25 Agustus 2017

Konsisten Perkataan dan Tindakan

“Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya” (Mat 23:3)

Saudari/a ku ytk.,
Mungkin Anda pernah tahu dan mendengarkan tentang *“Litani Serba Salah Pastor”.* Di sana  dikatakan, “Kalau pastornya muda, dibilang masih blo’on.  Kalau pastornya sudah tua, dibilang merepotkan umat dan sebaiknya pensiun saja.  Kalau homili terlalu panjang, dibilang menjengkelkan dan membosankan.  Kalau homilinya cepat, dibilang tidak persiapan dan mengecewakan umat yang sudah berkorban datang ke gereja. Kalau homilinya bagus, dibilang hanya biasa teori dan tidak mempraktekkan langsung. Kalau homilinya keras, dibilang menyinggung dan menyindir umat. Kalau homilinya datar, dibilang tidak menarik dan bikin mengantuk.”


Ternyata tidak mudah yaaa menjadi pastor... hehehe... Meski tidak mudah, puji Tuhan masih banyak pastor yang masih setia pada imamatnya sampai saat ini, bahkan sampai akhir hayat. Dan  masih banyak para calon yang sedang dididik di seminari. Juga  saya yakin masih banyak adik-adik dan teman-teman muda yang tertarik ingin masuk seminari menjadi pastor.

Memang terus menjadi tantangan sekaligus pergulatan kami para pastor untuk konsisten antara perkataan dan perbuatan, antara ajaran dan kesaksian. Memang ngeri jika sampai terjadi ungkapan *“Gajah diblangkoni, isoh kotbah ora isoh nglakoni.”* Mohon terus doakan kami agar bisa setia pada panggilan imamat serta bisa terus konsisten antara perkataan dan tindakan.

Kiranya hal ini bukan hanya berlaku untuk para pastor, tetapi juga berlaku untuk Anda *para orang tua dan para pendidik.* Apakah nasihat-nasihat Anda kepada anak-anak Anda juga Anda laksanakan dalam tindakan sehari-hari? Misal, Dhik, sebelum tidur, berdoa dulu yaaa.... Apakah Anda berdoa juga? Dhik sebelum makan, berdoa dulu yaaaa.... Apakah Anda juga berdoa? Apakah ajaran Anda di sekolah juga Anda laksanakan dalam hidup sehari-hari? Apakah Anda hanya memerintah, tetapi tidak memberi teladan terlebih dahulu pada para siswa?

Anda mengajarkan kepada para mahasiswa tentang jangan korupsi, jangan mencontek, jangan memalsu tanda tangan presensi kehadiran, dsb. Tetapi bisa jadi Anda malah mengkorupsi jam mengajar dan jam kerja Anda, Anda mengklaim karya mahasiswa sebagai karya Anda, Anda memanipulasi anggaran dan laporan keuangan lembaga, dsb. Apalagi jika Anda berkarya di lembaga pendidikan berlebel “Katolik”. Memang ngeri jika sampai terjadi ungkapan *“Jarkoni – gelem ngajari ora gelem nglakoni.”*

Bacaan Injil hari ini mengungkapkan *kritik keras Tuhan Yesus kepada orang Farisi dan Ahli Taurat.* “Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.”

Kebobrokan orang Farisi dan Ahli Taurat itu tidak hanya karena mereka membenci Tuhan Yesus. Mereka membenci Tuhan Yesus juga karena selama ini mereka memang tidak mengajarkan kebenaran dari firman Tuhan. Kalaupun mereka mengajarkannya, mereka sendiri tidak mengakuinya dan tidak melakukannya di dalam hidup sehari-hari.
Kebobrokan inilah yang mendorong Tuhan Yesus mengkritik mereka. Bahkan, Tuhan Yesus memperingatkan mereka dengan kalimat-kalimat celaka yang sangat keras. Dalam bagian ini *Yesus membongkar sifat sombong* para pemimpin agama itu dengan sangat jelas. Meskipun demikian, Yesus tetap meminta orang banyak untuk mendengarkan ajaran ahli Taurat dan orang Farisi selama mereka mewakili Musa dengan benar. Jika ajaran mereka memang benar, silakan taati ajaran itu.

Terkait dengan homili, dalam Anjuran Apostolik “Evangelii Gaudium (Sukacita Injili)”, *Paus Fransiskus* mengungkapkan, *“Homili merupakan batu uji untuk menilai kedekatan pastor dan kemampuanya dalam berkomunikasi dengan umatnya. Kita tahu bahwa umat memandang homili sebagai sesuatu yang sangat penting; umat kaum awam dan para pelayan tertahbis menderita karena homili: kaum awam karena harus mendengarkannya dan kaum klerus (imam) karena harus berkotbah kepada mereka”* (no. 135).

Dan yang menarik, apapun komentar umat akan homili pastor, entah panjang atau pendek, menarik atau menjemukan, Paus Fransiskus mengakui bahwa tidak mudah menyiapkan dan menyampaikan homili. Homili tetap harus dilaksanakan oleh seorang pastor sebagai pewarta sabda Allah. *"Pun kalau homili suatu ketika mungkin sedikit menjemukan, kalau semangat keibuan dan gerejani ini ada, akan dapat menghasilkan buah, sebagaimana nasihat-nasihat menjemukan dari seorang ibu menghasilkan buah, pada waktunya, dalam hati anak-anaknya”* (no. 140).

*Pertanyaan refleksinya:* Apakah Anda sudah konsisten antara perkataan dan tindakan Anda dalam hidup sehari-hari? Anda lebih mudah menyalahkan orang lain ataukah introspeksi diri dulu sebelum menyalahkan orang lain? Selamat merenungkan dan menikmati akhir pekan.

Dan secara pribadi, *saya dengan rendah hati mohon maaf* jika percik firman Tuhan yang saya sampaikan selama ini menyakiti/menyinggung Anda; *saya juga mohon maaf* sebesar-besarnya jika saya belum bisa melaksanakan firman Tuhan itu dengan sempurna dalam tindakan saya. Mari kita *saling mendoakan dan saling bertolong-tolong* menghayati firman Tuhan dalam hidup sehari-hari.

Pergi ke museum di siang bolong
Di depan loket panjang antrian
Mari berjuang dan saling menolong
Agar konsisten dalam kata dan tindakan

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Roma. (Y. Gunawan, Pr)

Mengasihi Tuhan dan Sesama


Cerita- cerita sekitar  Ibu  mertua, nampaknya  sudah ada, seumur dengan adanya lembaga  perkawinan. Namun  demikian, dalam bacaan pertama hari ini, kita  menemukan cerita  tentang hubungan yang luar biasa indah antara  seorang janda muda , Ruth, dengan ibu  mertuanya, Naomi.  Ruth, bukan  wanita  Yahudi,  menikah dengan  pria Yahudi, anak Naomi.

Sesudah kematian suaminya, Ruth memutuskan tidak kembali ke negerinya, melainkan   tinggal  dengan ibu  mertuanya dan mengimani  Tuhan  bangsa Yahudi. Bagi  Ruth, ini merupakan  keputusan rangkap  dua, mengikatkan diri  untuk  menghormati  ibu mertua dan  mengimani  Tuhan bangsa Israel. Sejatinya, bukan  merupakan keputusan yang mudah baginya, karena berakibat, harus  meninggalkan saudara-saudara sedarah berikut kebiasaan mengungkapkan dan mewujudkan imannya.  Memang  dia  sudah sepuluh  tahun   hidup bersama dengan suami yang  orang Yahudi, namun sekarang dia harus memulai cara baru dalam beriman sebagai  bagian dari  keluarga baru. Ruth  mewujudkan  dua perintah, mengasihi  Tuhan dan sesama. 

Kita    bicara banyak tentang  kasih kepada Tuhan dan sesama, namun belum tentu,  kita selalu melaksanakannya. 


Pada tahun 1990-an, di Amerika Serikat, ada sekelompok  guru yang mengedarkan kuesioner kepada  sejumlah  pengusaha, dalam rangka  membekali para siswa yang  akan mencari  pekerjaan  setamat sekolah. Mereka  menanyakan, apakah alasan-alasan memberhentikan pekerja. Jawaban yang diperoleh, mereka yang di persilahkan  keluar dari perusahaan adalah, yang tidak bisa  hidup  bersama dengan  rekan-rekan pekerja. Dalam  bahasa  Yesus,  mereka  yang tidak mampu  mewujudkan kasih  kepada Tuhan dan kepada sesama.

Yesus tidak mengatakan, pekerja  harus   mengasihi  sesama  ( pekerja ) agar  tetap   bisa bekerja, melainkan pekerja   harus memaaafkan sesama  pekerja, bahkan  mereka  yang telah menyakiti  atau  membencinya, agar  semakin pantas menjadi putra-putri Allah Bapa di sorga.  Mengasihi  Tuhan dan sesama dalam dunia kerja, berarti  ada semangat  untuk saling menerima dan meneguhkan, mengampuni dan memberi kesempatan, berbagi  dan bersyukur. 

Ruth memberi  teladan nyata dalam mengasihi Tuhan dan sesama. Ia  mengimani  Tuhan dan secara  nyata bersedia  mendampingi mertuanya dengan setia. Apakah kita   mencintai  anak-anak, suami, istri, mertua, ipar, keponakan, tetangga, sahabat, rekan kerja  dalam tindakan nyata, senyata kita khusuk dalam  berdoa dan beribadah .



Rekan-rekan, salah satu  hambatan dari  sekian banyak hambatan, untuk  bisa mengasihi Tuhan dan sesama  adalah, kita  tidak  menyadari  betapa besar kasihNya untuk kita dan membuat pembedaan, mengasihi Tuhan dalam doa dan ibadah, mengasihi sesama dalam hidup  bersama. Kalau  kita  tidak pernah menyadari bahwa Tuhan  telah  menganugerahkan segala  hal yang kita  butuhkan, A – Z, agar  kita   bisa hidup, baik hidup  sebagai pribadi  mau pun sebagai  makhluk sosial, maka kita  tidak pernah mampu  mencintai-Nya.  Kalau  kita  tidak pernah menyadari  bahwa Tuhan  selalu  hadir  dalam sesama dan alam semesta, kita  tidak pernah akan  mampu  mengasihi sesama. Tidak ada kasih kepada Tuhan  tanpa kasih kepada sesama. Yesus  berkata, “ Segala sesuatu yang  kamu lakukan  untuk  salah seorang dari  saudaraKu  yang paling hina ini, kamu  melakukannya untuk  Aku “ ( Mat 25, 40).

Doa : Tuhan terimakasih utk kasih setiaMu. Ajar kami saling mengasihi terhadap sesama , seperti Engkau mengasihi kami, tanpa batas dan tanpa mengharap balasan. Amin.

Tarcisius Susanto Adhi.

Kamis, 24 Agustus 2017

Sulit Bukan Berarti Tidak Mungkin

Saudari/a ku ytk.,

Saat masih di Sekolah Dasar, kita mendengar ada peribahasa, *“Malu bertanya sesat di jalan.”* Pesan dari peribahasa tersebut, yaitu: jika kamu tidak tahu, bertanyalah kepada orang yang lebih tahu, supaya tidak tersesat atau keliru. Di sana ada nilai kerendahan hati yang mau ditanamkan. Juga ada nilai kemurahan hati untuk berbagi informasi kepada sesama.

*Biasanya apa tujuan orang bertanya?* Biasanya ingin tahu lebih mendalam atas sesuatu yang dia tanyakan. Tetapi ada orang yang bertanya dengan tujuan lain, yaitu mencari celah untuk menyalahkan dan menjebak orang yang ditanyai dengan jawaban yang diberikan. Kalau ini namanya kurang ajar alias tidak baik. Itulah yang dialami Tuhan Yesus saat berhadapan dengan tiga (3) kelompok orang Yahudi yaitu: Orang Saduki, Orang Farisi, dan Ahli Kitab.

Tiga kelompok itu menjebak Yesus dengan pertanyaan. Orang-orang Saduki bertanya tentang kebangkitan badan, dan syukurlah Yesus bisa menjawab dengan baik, sehingga mereka tidak dapat berkutik lagi. Kaum Farisi menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang membayar pajak kepada kaisar, dan syukurlah Yesus juga bisa menjawabnya dengan bijak.

Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan giliran Ahli Kitab yang bertanya kepada Yesus untuk mencobai Dia. Mereka bertanya tentang sesuatu yang dipandang sungguh sulit, yaitu *“Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”* Padahal Hukum Taurat ada 613 butir. Mereka membagi hukum Taurat itu menjadi 248 perintah dan 365 larangan.

Yesus tahu arah pertanyaan mereka untuk menjebak-Nya. Maka Yesus dengan bijaksana menegaskan bahwa *inti dari Hukum Taurat adalah mencintai Allah dan mencintai sesama manusia.* Yang dikenal dengan *Hukum Kasih.* Dengan jawaban ini, Yesus telah merangkum semua Hukum Taurat, yang disebutkan dalam Kitab Ulangan (Ul 6:5) dan Kitab Imamat (Im 19:18).

*Pertanyaannya sekarang* adalah apakah setiap orang dapat mengasihi Tuhan dan sesama dengan tingkatan yang sama? Setiap orang mengasihi Allah dan sesama dengan tingkatan yang berbeda-beda. Namun, menjadi tujuan kita semua agar kita dapat mengasihi Tuhan dan sesama dalam tingkatan yang sempurna.

*Santo Thomas Aquinas dan Santo Yohanes Salib* menguraikan ada tiga tingkatan untuk mengasihi Allah, yaitu:

*1) Tingkatan pemula (beginners):* seseorang berusaha agar dia tidak jatuh ke dalam dosa berat dan berusaha melawan kecenderungan berbuat dosa. Dalam tahap ini, seseorang masih berfokus pada bagaimana caranya untuk menghindari dosa-dosa yang sering dilakukan. Sebagai contoh kalau seseorang mempunyai kecenderungan untuk berbuat dosa melawan kemurnian, maka dia berjuang setengah mati agar dia tidak terjerumus ke dalam dosa yang sama.

*2) Tahap kedua (Illuminative Way):* seseorang tidak lagi berfokus pada menghindari dosa, melainkan pada bagaimana bertumbuh dalam kebaikan. Dia membuat kemajuan spiritualitas dalam terang iman dan kontemplasi. Dia mulai berfikir apa yang dapat dilakukannya untuk semakin memuliakan Tuhan. Dia bertumbuh dalam kasih dengan cara berbuat kasih dan berusaha menjadi berkat bagi orang lain.

*3) Tahap sempurna (Heroic Love):* seseorang secara sadar tidak mau melakukan dosa yang berat dan dosa yang kecil. Walaupun kadang dia masih melakukan dosa kecil, namun dosa itu terjadi dengan tidak disengaja. Dia mempunyai hati yang besar, sehingga membuatnya dapat menyingkirkan hal-hal dunia, agar dia dapat semakin bersatu dengan Tuhan. Dia mempunyai derajat kerendahan hati yang sempurna.

Tiga tingkat kesempurnaan kasih itu juga berhubungan dengan kasih kita terhadap sesama. *Di tingkat awal,* seseorang akan mengasihi orang-orang yang ia kenal tanpa mengabaikan orang-orang lain. *Di tingkat kedua,* seseorang dapat mengasihi orang-orang asing yang tidak dikenalnya. Dan *di tingkat kesempurnaan,* ia dapat mengasihi musuh-musuhnya, orang yang membenci, maupun orang yang telah menyakiti hatinya.

Dalam proses itu kita dapat bertumbuh dari tingkat awal ke tingkat yang lebih tinggi. Namun kita juga dapat jatuh dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang paling awal. Hanya dengan *rahmat Allah, kesediaan untuk terus bekerjasama dengan rahmat Allah dan karunia Roh Kudus,* memungkinkan kita dapat mencapai kesempurnaan kasih.
Dalam menghayati Hukum Kasih itu, kita sebagai murid-murid Yesus diharapkan untuk *mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri,* termasuk mengasihi musuh kita, orang yang menyakiti kita, orang yang menfitnah kita, maupun orang yang telah mengkhianati kita. Sulit memang. Tapi mari kita terus mengusahakannya dari hari ke hari dengan bantuan rahmat Tuhan dan karunia Roh Kudus. *Sulit bukan berarti tidak mungkin.*

*Pertanyaan Refleksinya:* Apakah Anda pernah menjebak dan berusaha mencari kesalahan orang lain untuk menjatuhkannya? Apakah Anda pernah disakiti, difitnah, dan dikhianati? Sebagai Murid Kristus, apa niat Anda untuk menghayati Hukum Kasih itu? Selamat merenungkan.

Bunga matahari bunga melati
Bunga mawar mekar indah berseri
Dibenci dan dikhianati bikin sakit hati
Mari Hukum Kasih berusaha kita hayati.
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Roma. (Y. Gunawan, Pr)

Doa Kasih

Doa Kasih Allah, sumber segala kasih, Engkau mengutus Putra-Mu, Yesus Kristus, agar kasih-Mu menjadi nyata dalam hidupku, dan semakin di...